Sabtu, 04 April 2009

Teori perkembangan kota

Model Teori Konsentris
Banyak para ahli telah berusaha mengadakan penelitian mengenai struktur ruang kota yang ideal. Teori konsentris menyatakan bahwa daerah perkotaan dapat dibagi dalam enam zona sebagai berikut :
1. Zona pusat daerah kegiatan (Cantral Businnes Distritcs), terdapat pusat pertokoan besar (Dept. Store), gedung perkantoran yang bertingkat, bank, museum, hotel, restoran, dan sebagainya.
2. Zona peralihan atau zona transisi, merupakan daerah yang terikat dengan pusat daerah kegiatan. Penduduk zona ini tidak stabil, baik dilihat dari tempat tinggal maupun sosial ekonominya. Dikategorikan sebagai daerah berpenduduk miskin. Dalam rencana pengembangan kota daerah ini diubah menjadi lebih baik untuk kompleks indutri manufaktur, perhotelan, tempat parkir, gudang, apartemen, dan jalan-jalan utama yang menghubungkan inti kota dengan daerah luarnya. Pada daerah ini juga sering ditemui daerah slum atau daerah permukiman penduduk yang kumuh.
3. Zona pemukiman klas prcletar, perumahannya sedikit lebih baik. Didiami oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik and rumah-rumah susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini sebagai woekingmen’s homes.
4. Zona pemukiman kelas menengah (residential zone), merupakan kompleks perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan daerah kelas proletar.
5. Wilayah tempat tinggal mesyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai dengan adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang luas. Sebagian besar penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan pejabat tinggi.
6. Zona penglaju (communities), merupakan daerah yang memasuki daerah belakang (hinterland) atau merupakan daerah batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran kota. Model konsentrik jarang terjadi secara ideal. Adapun model yang paling mendekati struktur ini adalah kota-kota pelabuhan.


Model Teori Sektoral menurut Homer Hoyt
Selain teori konsentris, juga terdapat teori sektoral (sector theory) menurut Homer Hoyt (1930). Menurut teori ini struktur ruang kota cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor daripada berdasarkan lingkaran-lingkaran konsentrik. PDK atau CBL terletak di pusat kota, namun pada bagian lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue bolu. Hal ini dapat terjadi akibat dari faktor geografi, seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi. Menurut Homer Hoyt, kota tersusun sebagai berikut :
1. Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri atas bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan pusat perbelanjaan.
2. Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdagangan.
3. Dekat pusat kota dan dekat sektor pada nomor 2, terdapat sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh.
4. Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak sektor masyawisma.
5. Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas.

Model Teori Inti Berganda menurut Harris dan Ullman
Teori lainnya mengenai struktur kota adalah Teori Inti Berganda (multiple nuclei) dari C.D. Harris dan E.L. Illman (1945). Teori ini merupakan bentuk kritikan terhadap teori konsentriknya Burgess, Struktur ruang kota dapat terjadi dalam suatu kota terdapat tempat-tempat tertentu yang berfungsi sebagai intii kota dan pusat pertumbuhan baru menyebabkan adanya beberapa inti dalam perkotaan, misalnya wilayah perindustrian, pelabuhan, kompleks perguruan tinggi, dan kota-kota kecil di sekitar kota besar. Struktur ruang kota menurut teori inti berganda adalah sebagai berikut :
1. Pusat kota atau Central Bussines Distric (CBD).
2. Kawasan niaga dan industri pangan.
3. Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah.
4. Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah.
5. Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi.
6. Pusat industri berat.
7. Pusat niaga perbelanjaan lain di pinggiran.
8. Upakota, untuk kawasan masyawisma dan adiwisma.
9. Upakota (suburb) kawasan industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar