Teori sosiologi yang dianggap penting terutama dalam pendidikan adalah teori struktural fungsional, teori konflik dan teori interaksionosme simbolis.
1. Teori struktural, dimana teori ini menekankan pada fungsi peran dari struktur sosial yang menedkankan pada konsensus dalam suatu masyarakat. Struktur itu sendiri berarti suatu sistem yang terlembagakan dan saling berkaitan. Kaitannya dengan pendidikan, Talcot Parson mempunyai pandangan terhadap fungsi sekolah diantaranya:
a. Sekolah sebagai sarana sosialisasi. Dimana sekolah mengubah orientasi kekhususan ke universalitas salah satunya yaitu mainset selain mewarisi budaya yang ada juga membuka wawasan baru terhadap dunia luar. Selain itu juga mengubah alokasi seleksi (sesuatu yang diperoleh bukan dengan usaha seperti hubungan darah, kerabat dekat, dll) ke peran dewasa yang diberikan penghargaan berdasarkan prestasi yang sesungguhnya.
b. Sekolah sebagai seleksi dan alokasi dimana sekolah memberikan motivasi-motivasi prestassi agar dapat siap dalam dunia pekerjaan dan dapat dialokasikan bagi mereka yang unggul.
c. Sekolah memberikan kesamaan kesempatan. Suatu sekolah yang baik pastinya memberikan kesamaan hak dan kewajiban tanpa memandang siapa dan bagaimana asal usul peserta didiknya.
2. Teori Konflik yang didalanya tidak mengakui kesamaan dalam suatu masyarakat. Menurut Weber, stratifikasi merupakan kekuatan sosial yang berpengaruh besar. Seperti halnya dalam sekolah, pendidikan merupakan variabel kelas atau status. Pendidikan akan mengantar sesorang untuk mendapatkan status yang tinggi yang menuju kearah konsumeris yang membedakan dengan kaum buruh. Namun tekanan disini bukan pada pendidikannya melainkan pada unsur kehidupan yang memisahkan dengan golongan lain. Menuru Weber, dalam dunia kerja belum tetntu mereka yang berpendidikan tinggi lebih trampil dengan mereka yang diberi latihan-latihan, namun pada kenyataanya mereka yang berpendidikan tinggi yang menduduki kelas penting. Jadi pendidikan seperti dikuasai oleh kaum elit, dan melanggengkan posisinya untuk mendapatkan status dan kekuasaannya.
3. Teori interaksionisme simbolik. Yang berasumsi bahwa kehidupan sosial hanya bermakna pada tingkat individual yang realita sosial itu tidak ada. Sebagai contoh buku bagi seorang berpendidikan merupakan suatu hal yang penting, namun bagi orang yang tidak mengenyam pendidikan tidak bermanfaat.
Sabtu, 04 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
banyak kesalahan teknis tu
BalasHapusapanya yg salah
BalasHapus